Manufaktur menjadi penopang kuat dan motor utama dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusinya terhadap PDB Indonesia yang mencapai 16,30% pada Q2 tahun 2023.
Angka ini menjadi yang terbesar dibandingkan sektor-sektor yang lainnya termasuk pertanian, konstruksi dan pertambangan.
Di lain sisi, produk manufaktur telah meningkatkan nilai tambah ekspor dan memberikan sinyal yang positif selama 43 bulan berturut-turut. Sebagai hasilnya, peningkatan secara surplus mencapai USD 2.41 miliar atau Rp. 37,9 triliun pada November 2023.
Melihat pertumbuhan yang positif ini, patut kita bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa peran manufaktur dalam perekonomian Indonesia?
Pada artikel ini, tim Bawalaksana.id akan memberikan sejumlah data tentang peranan manufaktur dalam pertumbuhan perekonomian di dalam negeri. Serta, upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk membuat pertumbuhan ini semakin progresif.
Mengapa industri manufaktur sangat penting bagi ekonomi Indonesia?
Industri manufaktur di Indonesia berperan penting dalam menciptakan produktivitas dan meningkatkan kualitas lapangan kerja. Untuk optimalisasi industri diperlukan regulasi yang mendukung, peluang bisnis yang luas, ketersediaan sumber daya, iklim investasi yang sehat, serta sumber daya manusia yang terampil di bidang industri.
Faktor-faktor apa yang mendorong pertumbuhan industrialisasi di Indonesia?
Pertumbuhan industrialisasi di Indonesia didorong oleh faktor-faktor kunci seperti ketersediaan tanah, tenaga kerja, modal, teknologi dan koneksi yang memadai.
Table of Contents
Apa itu Industri Manufaktur?
Secara general dapat dikatakan, bahwa manufaktur adalah perusahaan yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi dengan melibatkan mesin dan manusia.
Menurut Britannica, perusahaan manufaktur adalah industri yang membuat produk dari bahan mentah dengan menggunakan tenaga kerja manual atau mesin (sistem otomasi, red) yang biasanya dilakukan secara sistematis dengan pembagian kerja.
Manufaktur memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan lain, seperti perusahaan dagang dan jasa. Manufaktur memiliki proses Produksi yang kompleks dan melibatkan berbagai teknologi dan mesin yang canggih. (Baca: Karakteristik Perusahaan Manufaktur).
Sektor manufaktur tidak hanya berperan penting dalam menggerakkan roda ekonomi, namun juga untuk menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi dan kemajuan teknologi.
Pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi akan meningkatkan nilai produk secara ekonomi. Namun, jika suatu manufaktur dapat mengupayakan proses hilirisasi industri, maka profit yang diperoleh akan semakin besar.
Hal ini dikarenakan produk bisa menjadi lebih dekat kepada konsumen dan membuka peluang ekspor yang luas dengan harga yang kompetitif.
Mengingat, Indonesia adalah surganya bahan baku mentah yang dibutuhkan oleh berbagai manufaktur tingkat dunia. Misalnya untuk baterai kendaraan listrik, stainless stell dan chip komputer yang kebutuhannya semakin meningkat seiring perkembangan teknologi dan Artificial Intelligence (AI).
Pada tahap berikutnya, diharapkan bahwa hal ini akan mendorong kemajuan ekonomi secara domestik dan meningkatkan nilai jual produk di kancah internasional.
Kontribusi Sektor Manufaktur terhadap PDB
Sebagai “motor utama” perekonomian nasional, sektor manufaktur memiliki peran yang tidak tergantikan dalam struktur ekonomi Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia:
Penggerak Utama Ekonomi
Sektor manufaktur merupakan kontributor terbesar bagi PDB Indonesia dengan persentase 16,30% pada Q2 tahun 2023, melebihi sektor-sektor lainnya seperti pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi.
“Kontribusi sektor manufaktur masih yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya. Artinya, industri kita masih bergeliat di tengah melambatnya ekonomi global. Kinerja positif ini juga sejalan dengan capaian PMI Manufaktur Indonesia dan Indeks Kepercayaan Industri yang masih berada di level ekspansi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebagaimana dilansir Kemenperin (8/8/2023).
Upaya Peningkatan Kontribusi
Menteri Industri Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, berambisi untuk meningkatkan kontribusi sektor manufaktur menjadi 20% pada tahun 2024 (yang sempat menurun pada tahun sebelumnya).
Target ini bukan tidak mungkin jika didukung oleh berbagai upaya yang rasional, misalnya dengan memberikan stimulus dan kebijakan probisnis dari pemerintah.
Sebagai dampak positif yang diharapkan, gairah kebangkitan pelaku industri menjadi meningkat setelah terdampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan rilisan berita dari S&P Global, Indeks PMI sektor manufaktur Indonesia bertahan di atas angka 50 selama 7 bulan berturut-turut pada April 2023, menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan.
Sebagai informasi, bahwa PMI (Purchasing Managers Index) merupakan indikator ekonomi yang mengukur perkembangan tren ekonomi di sektor manufaktur ataupun jasa. Perhitungan ini merupakan nilai gabungan dari sejumlah indikator utama, meliputi:
- Jumlah pesanan
- Tingkat persediaan
- Skala produksi
- Pengiriman
- Tenaga kerja
Pengaruh Manufaktur terhadap Ekspor dan Neraca Perdagangan
Sebagaimana yang telah kami sebutkan sebelumnya, bahwa hilirisasi industri dapat berkontribusi pada peningkatan nilai jual. Kemudian mengantarkan sektor manufaktur menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.
Dampak positif dari upaya hilirisasi ini pun mulai terasa pada neraca perdagangan Indonesia. Ditandai dengan produk manufaktur yang terus mendominasi capaian ekspor nasional.
Sinyal positif ini ditunjukkan selama 43 bulan berturut-turut. Mengalami peningkatan secara surplus hingga USD 2,41 miliar atau Rp. 37,9 triliun pada November 2023, seperti dilansir oleh Data Indonesia.
Perlu diakui pula, bahwa peningkatan neraca perdagangan merupakan hasil dari perubahan struktur ekspor Indonesia yang semula fokus pada ekspor komoditas beralih menjadi ekspor manufaktur. Selain karena upaya hilirisasi industri, program P3DN (Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) juga berperan penting dalam peningkatan neraca perdagangan dalam negeri.
“Struktur ekspor Indonesia berubah sejak ada hilirisasi, sehingga ekspor produk olahan nikel meningkatkan jenis ekspor untuk logam dasar,” kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, seperti dikutip dari Bisnis.com.
Mohammad Faisal juga mengatakan, “Betul bahwa ekspor kita mulai merasakan manfaat dari hilirisasi. Walaupun memang tingkat pengolahannya masih tahap awal dan bisa disempurnakan lagi potensinya. Itu lebih baik daripada ekspor barang mentah. Kalau kita puas dan setop di sini, justru negara lain yang akan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar. Artinya, hilirisasi ini harus terus diolah.”
Patut untuk dicatat, bahwa neraca perdagangan ini dapat dipengaruhi pula oleh besaran bahan mentah yang diimpor dari luar, sebagai bahan baku primer dalam proses manufaktur domestik.
Meski demikian, kemajuan teknologi dan sistem otomasi di sektor manufaktur dapat meningkatkan cost efficiency dan productivity. Sehingga barang manufaktur menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.
Komitmen Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan nilai dan diversifikasi ekspor produk manufaktur, menunjukkan upaya berkelanjutan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peran manufaktur.
Investasi di Sektor Manufaktur
Investasi di sektor manufaktur terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dilansir Indonesia.go.id, pada tahun 2023 tercatat investasi mencapai Rp. 571,47 triliun dan ditargetkan meningkat pada tahun 2024 menjadi Rp. 630,57 triliun.
Berikut ini adalah beberapa poin penting terkait investasi di sektor manufaktur:
- Peningkatan Investasi: Terdapat kenaikan signifikan dalam investasi sektor manufaktur, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek jangka panjang industri ini.
- Pengaruh Terhadap Perekonomian: Investasi yang kuat di sektor ini berdampak langsung pada peningkatan produksi, ekspor dan penciptaan lapangan kerja, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
- Dorongan untuk Inovasi: Dengan adanya investasi yang berkelanjutan, sektor manufaktur didorong untuk terus berinovasi, meningkatkan efisiensi dan mengejar kemajuan teknologi agar tetap kompetitif di pasar global.
Dukungan Pemerintah Terhadap Sektor Manufaktur
Dalam rangka mendukung peran manufaktur sebagai tulang punggung ekonomi, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis untuk merevitalisasi sektor ini.
Berikut ini adalah beberapa upaya yang direncanakan dan sudah dilakukan:
Revitalisasi Sektor Manufaktur
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk merevitalisasi sektor manufaktur. Diantaranya adalah dengan melaksanakan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Dengan begitu, sektor ini siap menghadapi era revolusi industri 4.0 dan terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, investasi dan ekspor negara.
“Saat ini, sektor industri berkontribusi terhadap PDB sebesar 20%, kemudian untuk perpajakan sekitar 30%, dan ekspor hingga 74%. Capaian ini yang terbesar disumbangkan dari lima sektor manufaktur di dalam Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Diskusi Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Jakarta.
Transisi Energi Bersih (dekarbonisasi)
Pemerintah Indonesia memberikan dukungan regulasi untuk percepatan dekarbonisasi dalam sektor manufaktur.
Seperti diketahui, bahwa pertumbuhan industri yang semakin cepat akan seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, serta turunannya termasuk gas alam atau metana.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia serius untuk menetapkan langkah-langkah dekarbonisasi guna mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Dengan menetapkan target pengurangan emisi GRK hingga 29% pada 2030.
Untuk mencapai target tersebut, beberapa langkah yang telah dijalankan antara lain:
- Mempromosikan efisiensi energi
- Memperkuat infrastruktur energi terbarukan
- Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
Pengembangan Keterampilan Tenaga Kerja
Program-program peningkatan keahlian tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang. Dengan adanya tenaga kerja profesional dan berkompetensi, industri nasional dapat mengalami kemajuan dan memiliki daya saing.
Pengembangan keterampilan tenaga kerja pun dilakukan dengan beberapa strategi, seperti memberikan pendidikan berbasis kompetensi dan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Asosiasi Industri, Kementerian Ketenagakerjaan, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Implementasi Industri 4.0 untuk Peningkatan Efisiensi
Perkembangan teknologi dan inovasi industri di era sekarang ini sudah sepatutnya menjadi motivasi besar dalam rencana implementasi infrastruktur Industri 4.0. Dengan begitu, sinyal positif terkait kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia semakin nyata dan terus mengalami peningkatan.
Implementasi Industri 4.0 di sektor manufaktur tentunya akan berkontribusi pada peningkatan efficiency dan productivity. Dengan begitu proses produksi menjadi lebih cepat dengan harga jual yang bersaing di kancah internasional.
Dengan menggabungkan antara teknologi dan sistem otomasi yang canggih, maka proses produksi dapat berlangsung secara otomatis dan berkesinambungan.
Diantara teknologi yang dilibatkan dalam implementasi Industri 4.0 meliputi:
- Internet of Things (IoT)
- Big Data
- Cyber Security
- Artificial Intelligence (AI)
- Additive Manufacturing
- System Integration
- Cloud Computing
- Dan yang lainnya
Dalam penerapannya, sistem pneumatik adalah salah satu perangkat yang banyak digunakan di sektor manufaktur untuk menjalankan sistem otomasi. Saat ini pun teknologi ini sudah mulai diterapkan di sejumlah industri dalam negeri, mulai dari F&B, otomotif, farmasi, plastic and packaging, chemical, OEM dan yang lainnya.
Pada era digital saat ini, sistem pneumatik banyak melibatkan teknologi cerdas dan sensor yang canggih. Sehingga sistem pneumatik dapat dikontrol secara penuh dan bersinergi dengan sistem yang lainnya di dalam manufaktur.
Meskipun sudah ditemukan sejak tahun 10 M dan berkembang pesat pada abad 19, pneumatik terus mengalami revolusi dan inovasi tiada henti hingga saat ini.
Pada akhirnya, perkembangan pesat di bidang pneumatik akan membawa evolusi industri menjadi semakin mengagumkan.
Kami dan Anda yang sedang membaca artikel ini merupakan generasi millenial yang tentunya memiliki konsen terhadap masalah ini. Oleh karena itu, sudah semestinya bagi kita untuk terus mengikuti setiap perubahaan dan perkembangannya.
Sebagai bagian dari ruang lingkup industri dan manufaktur, Bawalaksana.id mendukung penuh kemajuan ini dan berharap pertumbuhan ekonomi domestik semakin terlihat nyata.
Kami sangat merekomendasikan Anda untuk melihat pembahasan menarik tentang sejarah dan perkembangan sistem pneumatik melalui artikel kami, Apa itu Pneumatik: Sejarah, Perkembangan dan Peran Pentingnya di Industri.
Demikianlah pembasan tentang peran manufaktur dalam perekonomian Indonesia. Kami berharap, akan semakin banyak manufaktur dalam negeri yang mulai mengimplementasikan Industri 4.0. Mengingat kontribusinya yang sangat signifikan untuk meningkatkan produktifitas perusahaan pada level yang lebih tinggi.
Semakin banyak manufaktur yang menerapkan Industri 4.0 maka akan semakin besar pula kontribusinya terhadap PDB Indonesia (untuk sektor non-migas) dan neraca perdagangan di dalam negeri.