Jenis-jenis Perusahaan Manufaktur dan Metode Produksi yang Digunakan

Maret 25, 2024
Automotive Manufacturing - Photo by Shutterstock Inc - Bawalaksana ID

Antusias konsumen terhadap produk yang unik terus mengalami peningkatan, namun minat mereka dapat berubah seiring waktu. Sementara itu, manufaktur sebagai produsen perlu memperhitungkan skala ekonomi untuk menciptakan harga yang kompetitif, efisiensi produksi dan profit bisnis. 

Kabar baiknya, kemajuan pesat di bidang teknologi untuk perusahaan manufaktur dapat memberikan solusi untuk menanggapi dinamika tersebut. Market memiliki minat dan kebutuhan yang unik akan suatu produk, sehingga manufaktur harus bisa mengakomodasi tantangan tersebut.

Oleh karena itu, setiap manufaktur perlu memiliki metode dan teknik produksi mereka sendiri-sendiri sebagai value proposition untuk membedakannya dari para kompetitor.

Karena itulah, pada hari ini kita dapat menemukan berbagai jenis manufaktur dengan segala kelebihannya dalam melakukan proses produksi untuk merespon permintaan pelanggan.

Pada artikel ini, tim Bawalaksana.id akan membahas secara lengkap tentang jenis-jenis perusahaan manufaktur dan metode yang mereka gunakan dalam memproduksi consumer goods dan capital goods.

Apa Saja Jenis Perusahaan Manufaktur?

Jika ditinjau dari metode produksi, jenis perusahaan manufaktur meliputi Discrete Manufacturing, Process Manufacturing, Mixed Mode Manufacturing, Job Shop Manufacturing dan Repetitive Manufacturing.

Setiap jenis perusahaan manufaktur memiliki teknik produksi dan skala produksi yang berbeda, berdasarkan kemampuan mereka dalam membuat produk yang dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci tentang apa saja jenis-jenis perusahaan manufaktur:

Discrete Manufacturing

Discrete Manufacturing adalah perusahaan manufaktur yang dapat membuat produk dengan kompleksitas dan volume yang menyesuaikan permintaan pelanggan atau market. 

Ciri utama dari Discrete Manufacturing adalah unit produksi yang dihasilkan dapat berupa individual (countable) atau komponen-komponen yang terpisah.

Contoh produk Discrete Manufacturing diantaranya adalah seperti berikut:

  • Mobil
  • Airplane
  • Smartphone
  • Home Appliance
  • Defense System
  • Mainan

Perusahaan Teknologi yang Termasuk Discrete Manufacturing

Adapun diantara contoh Discrete Manufacturing paling familiar adalah ASUS Computer. Perusahaan teknologi ini dapat membuat individual product berupa PC branded, PC all in one atau laptop yang siap untuk dipasarkan.

Dalam produksi PC atau laptop, ASUS dapat membatasi volume yang akan diluncurkan ke pasar berdasarkan data minat pasar yang sudah mereka dimiliki. 

Disamping itu, ASUS seringkali memperkenalkan produk baru melalui majalahnya untuk dipesan secara pre order. Dengan cara ini, ASUS dapat melakukan Make to Order (MTO) untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi stok barang yang menumpuk di gudang.

Pada saat yang sama, ASUS juga dapat memproduksi komponen-komponen komputer dan perakitan sistem yang dapat dijual secara terpisah kepada produsen lain atau konsumen secara langsung.

Sebagai informasi, bahwa produk akhir yang dihasilkan oleh Discrete Manufacturing dapat terdiri dari satu atau beberapa input. 

Misalnya untuk memproduksi smartphone atau laptop, ASUS membutuhkan banyak input, seperti prosesor, VGA, LED, socket, plat besi, kabel dan lainnya yang terbuat dari bahan yang berbeda dan dari tempat yang berbeda. 

Discrete Manufacturing dapat memproduksi unit dalam volume rendah dengan kompleksitas tinggi atau memproduksi unit dalam volume tinggi dengan kompleksitas rendah. 

Salah satu terobosan baru untuk produk volume rendah dari ASUS adalah AIoT untuk Smart Factory yang didukung oleh AI. Termasuk dalam hal ini adalah fitur 3D Digital Twin system yang digadang-gadang akan mengubah industri manufaktur.

Baca Juga: Peran Industri Manufaktur dalam Perekonomian Indonesia
Penerapan Sistem Pneumatik di Industri Makanan dan Minuman - Bottling Process
Process Manufacturing di industri food and beverage.

Process Manufacturing

Process Manufacturing adalah perusahaan manufaktur dengan proses atau metode produksi yang memadukan antara bahan baku dan raw material dengan formula khusus yang telah ditentukan.

Metode ini digunakan pada industri yang membuat produk dalam jumlah besar melalui serangkaian proses atau batch yang berurutan. 

Process Manufacture disebut juga dengan istilah “Industri Proses” yang didefinisikan sebagai suatu industri yang berkaitan dengan pengolahan sumber daya massal menjadi produk jadi dalam bentuk lain.

Contoh produk Process Manufacturing diantaranya adalah seperti berikut:

  • Produk makanan dan minuman
  • Minyak sulingan atau refined oil
  • Personal care dan kosmetik
  • Obat-obat farmasi
  • Plastik dan logam
  • Bioteknologi
  • Bahan kimia
  • Bensin

Perbedaan antara Discrete Manufacturing dan Process Manufacturing

Pada dasarnya, Discrete Manufacturing dan Process Manufacturing dapat saling beririsan, namun memiliki perbedaan faktor-faktor sebagaimana table berikut ini:

Discrete ManufacturingProcess Manufacturing
Produk dibuat dari input dan komponen yang berbeda-beda kemudian dirakit menjadi unit individual.Produk dibuat dengan mencampur bahan baku atau raw material menjadi barang consumer good. 
Dibuat dengan melibatkan Bill of Material (berbagai bahan dan item).Dibuat dengan perpaduan bahan dasar dan formula atau “resep” khusus.
Melalui proses perakitan komponen dan perangkat.Melalui rangkaian proses (batch) secara berurutan hingga packaging.
Dibuat dengan item-item tertentu yang dapat dihitung.Dibuat dengan volume bahan baku yang dapat ditakar.
Produk dapat dibongkar atau diuraikan.Produk tidak dapat dipisahkan untuk tujuan lain atau didaur ulang.
Contoh industri: elektronika, otomotif, mainan.Contoh industri: makanan, minuman, farmasi, bioteknologi.
Table perbedaan antara Discrete Manufacturing dan Process Manufacturing by Bawalaksana.id

Persilangan antara kedua cabang manufaktur ini (Discrete and Process Manufacturing) dapat dilihat pada proses produksi di dalam pabriknya, seperti berikut ini:

  • Minuman isotonik dalam kemasan botol adalah suatu produk, sedangkan cairan isotonik yang ada di dalam botol tersebut adalah hasil dari Process Manufacturing.
  • Zat plastik yang dicetak pada mesin moulding menjadi sebuah botol minuman adalah Process Manufacturing, sedangkan perangkat moulding yang terdiri dari berbagai komponen dan sistem otomasi dibuat secara terpisah melalui Discrete Manufacturing.
  • Proses pembuatan selang pneumatik di manufaktur Mebra Plastik Italia adalah Process Manufacturing, sedangkan teknologi yang digunakan untuk membuat selang pneumatik yang terdiri dari berbagai komponen dan item diperoleh dari Discrete Manufacturing.

Sebagai kesimpulannya, bahwa Discrete Manufacturing memiliki keterkaitan yang erat dengan Bill of Material kasat mata yang dihitung berdasarkan item atau komponen, untuk selanjutnya dirakit melalui production line hingga menjadi produk. 

Contoh produk: komputer dan smartphone.

Sedangkan Process Manufacturing memiliki keterkaitan yang erat dengan Raw Material yang dihitung berdasarkan volume atau kubik, untuk selanjutnya diproses dengan formulasi khusus melalui berbagai tahapan hingga menjadi produk. 

Contoh produk: minuman isotonik, produk makanan dan obat farmasi.

Baca Juga: Aplikasi Sistem Pneumatik di Industri Makanan dan Minuman

Mixed Mode Manufacturing

Mengutip dari artikel yang ditulis oleh Jakob Björklund, Master of Science di bidang Industrial Engineering and Management dari Universitas Linköping, bahwa Mixed Mode Manufacturing adalah perusahaan yang mengombinasikan dua metode Make to Stock (MTS) dan Make to Order (MTO) dalam proses produksinya.

Value proposition dari Mixed Mode Manufacturing adalah dapat mencapai keseimbangan antara efisiensi dan fleksibilitas di seluruh rangkaian produksi. Selain itu, perusahaan ini dapat menetapkan model pasokan yang berbeda untuk produk yang berbeda pula.

Bahkan, sangat memungkinkan pula untuk menawarkan kepada pelanggan respon cepat dengan harga yang kompetitif. Namun juga dengan kostumisasi produk yang lebih advanced sesuai permintaan market.

Penjelasan lengkap tentang MTS dan MTO akan dibahas secara lebih detail setelah section ini.

Mixed Mode Manufacturing dan kepuasan pelanggan

Berdasarkan pengalaman Jakob ketika menerapkan Mixed Mode Manufacturing di perusahaan paint (cat warna), bahwa metode ini dapat berkontribusi pada waktu tunggu yang lebih singkat ketika permintaan pasar meningkat.

Hal ini bisa terwujud dengan menyiapkan warna dasar dalam jumlah yang cukup sebagai bahan baku dari produk cat warna (Make to Stock – MTS). 

Ketika ada permintaan yang besar dari customer, maka perusahaan akan memproses warna dasar menjadi produk cat yang siap untuk dijual (Make to Order –  MTO).

Dengan begitu, perusahaan dapat memberikan respon cepat terhadap permintaan pasar dalam jangka waktu yang bisa diterima. 

Perpaduan antara MTS dan MTO dalam Mixed Mode Manufacturing dapat berkontribusi pada kepuasan pelanggan, siklus penjualan yang baik dan sustainability.

Sebagai informasi, bahwa proses pembuatan produk cat warna, diperlukan warna dasar. Dimana dalam pengolahannya perlu melalui berbagai proses yang kompleks. Proses ini pun bisa memakan waktu antara 7 hari hingga sebulan.

Hal ini belum termasuk waktu tunggu ketika ada gangguan pada supply chain.

Sementara itu, sejumlah kecil warna dasar dapat berkembang menjadi banyak warna yang mengkilap untuk dikemas dalam produk terpisah. Namun demikian, dari sekian warna yang dipasarkan, hanya warna-warna tertentu saja yang laris terjual.

Oleh karena itu, dengan menerapkan Mixed Mode Manufacturing, perusahaan dapat memberikan respon yang baik terhadap market. 

Pada saat yang sama, perusahaan juga dapat membuat produk dengan harga yang kompetitif dan meminimalisir penumpukan stok di gudang.

Baca Juga: Karakteristik Perusahaan Manufaktur dan Dampaknya Bagi Ekonomi Domestik
Job Shop Manufacturing membutuhkan penanganan dan skill yang khusus pada setiap batch-nya
Job Shop Manufacturing membutuhkan penanganan dan skill yang khusus pada setiap batch-nya.

Job Shop Manufacturing

Mengutip dari Market Business News, bahwa Job Shop Manufacturing adalah perusahaan atau bisnis kecil yang membuat produk khusus (unik) untuk satu pelanggan pada satu waktu. Perusahaan ini merupakan unit manufaktur yang mengkhususkan diri pada sejumlah kecil suku cadang yang dibuat khusus berdasarkan pesanan khusus. 

Menurut Inc. Magazine, Job shop Manufacturing adalah perusahaan yang membuat produk khusus dalam jumlah sangat kecil. Dalam alur kerjanya, sebagian besar produk yang dihasilkan memerlukan pengaturan dan urutan langkah proses yang unik (tidak berurutan, red). 

Job Shop Manufacturing biasanya adalah sebuah bisnis yang melayani pembuatan suku cadang khusus untuk bisnis lain, diantaranya adalah:

  • Toko cat
  • Pusat permesinan
  • Toko peralatan mesin
  • Toko percetakan komersial
  • Produsen yang membuat produk khusus dalam jumlah kecil

Jenis-jenis bisnis yang disebutkan diatas dapat melayani kostumisasi produk dalam jumlah kecil dimana ordernya tidak berdasarkan volume atau standarisasi tertentu.

Mengutip dari Wiktionary, bahwa artikulasi Job Shop adalah terdiri dari 3 poin berikut ini:

  • Suatu usaha atau fasilitas yang mengkhususkan diri dalam pembuatan atau fabrikasi suku cadang dalam jumlah yang relatif kecil, diproduksi sesuai spesifikasi atau requirement yang diberikan oleh pelanggan.
  • Unit produksi atau production management yang memproses pekerjaan melalui sejumlah pekerjaan (job) di beberapa workstation (machine/shop), dengan urutan yang disesuaikan, sedangkan proses dan lama pengerjaannya dapat bervariasi untuk setiap workstation.
  • Sebuah agensi yang dapat memasok teknisi (untuk perusahaan lain) yang pada umumnya berdasarkan kontrak sementara (hal ini dapat ditemui di wilayah UK, red).

Perlu ditegaskan, bahwa dalam proses produksi di Job Shop Manufacturing memerlukan beberapa tahapan menggunakan alat atau mesin dengan urutan yang disesuaikan. 

Di dalam Job Shop Manufacturing, setiap produk memerlukan perhatian khusus dan penanganan khusus (job) dengan melibatkan sejumlah mesin (shop). Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan dan spesifikasi dari pelanggan.

Diagram di bawah ini adalah ilustrasi yang menggambarkan alur unik dalam proses produksi pada Job Shop Manufacturing:

Flow twist in Job Shop Manufacturing and each shop (step) contains a single machine by Bawalaksana ID
Flow twist in Job Shop Manufacturing and each shop (step) contains a single machine by Bawalaksana ID

Alur Kerja di Job Shop Manufacturing

Ketika pesanan dari pelanggan tiba di Job Shop Manufacturing, produk yang sedang dikerjakan bergerak ke berbagai area sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan. Namun, tidak semua produk yang dikerjakan akan melibatkan semua mesin di manufaktur. 

Alur kerja di Job Shop Manufacturing sering kali random dan mungkin juga akan kembali ke mesin yang sama untuk diproses beberapa kali. 

Terkait dengan peralatan yang ada di manufaktur ini, umumnya menggunakan peralatan serbaguna yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya. 

Model bisnis dari Job Shop Manufacturing juga tidak terkait dengan skala ekonomi seperti yang terdapat pada Discrete Manufacturing atau Process Manufacturing. Sebab mereka bersaing pada faktor-faktor lain selain daripada harga. Mereka bersaing dalam hal kualitas, kecepatan pengiriman, customization dan pengenalan produk baru.

Oleh karena itu, sumber daya yang ada di manufaktur ini sangat epic. Mereka adalah orang-orang yang sangat terampil dan dapat mengoperasikan berbagai jenis mesin. 

Upah yang dibayarkan kepada mereka juga lebih tinggi daripada teknisi atau engineer di manufaktur lain pada umumnya, menyesuaikan dengan tingkat keahlian mereka.

Job Shop Manufacturing dan bentuk awal dari manufaktur besar

Menurut Inc. Magazine, bahwa sebagian besar pabrik saat ini merintis dari Job Shop dan akan berkembang seiring waktu menjadi Discrete atau Process Manufacturing, jika volume pesanan sudah memungkinkan. 

Job Shop Manufacturing memberikan ruang fleksibilitas yang sangat besar kepada para pengusaha untuk membuat berbagai macam produk dengan standar kualitas dan layanan yang baik. 

Suatu saat, ketika pelanggan meminta pekerjaan yang sama dalam volume yang besar, Job Shop Manufacturing dapat mengelompokkan mesin ke dalam ruang kerja untuk memproses kumpulan pekerjaan serupa.

Baca Juga: Jenis Industri Manufaktur: Penjelasan dan Contohnya

Repetitive Manufacturing

Repetitive Manufacturing adalah perusahaan yang melakukan produksi massal terhadap produk yang identik dengan volume tinggi, secara teratur dan berkelanjutan.

Repetitive Manufacturing atau disebut juga sebagai manufaktur berulang umumnya memiliki varian produk yang sedikit namun dengan permintaan pasar yang tinggi. 

Produk-produk yang dihasilkan oleh Repetitive Manufacturing adalah yang memiliki demand tinggi, stabil dan dapat diprediksi. 

Mengutip dari Inbound Logistics, bahwa proses produksi Repetitive Manufacturing sangat terstandarisasi dan dioptimalkan untuk efisiensi. Di perusahaan ini, dalam proses produksinya akan menggunakan jalur perakitan, sistem otomasi dan berbagai perangkat yang dikendalikan komputer.

Karena itulah, proses produksinya dapat berlangsung dengan cepat, efektif dan dengan campur tangan manusia yang minimal. Downtime yang terjadi di manufaktur ini juga dapat diminimalisir selama maintenance dilakukan dengan baik. (Baca: Cegah Downtime dengan Implementasi Sistem Pneumatik Sesuai Best Practice).

Konsistensi produk adalah hal penting pada Repetitive Manufacturing, karena itu sebagian besar tugas dalam proses produksi mengharuskan untuk menggunakan sistem otomasi. 

Dengan begitu, setiap pekerjaan yang berulang dapat diselesaikan secara cepat, akurat dan dengan presisi tingkat tinggi. 

Implementasi sistem otomasi di manufaktur ini juga dapat meminimalisir bahaya bagi tenaga kerja manusia untuk pekerjaan-pekerjaan beresiko tinggi. Meski begitu, hal ini juga menjadi poin yang dikritik karena menjadi penyebab hilangnya pekerjaan.

Contoh produk Repetitive Manufacturing diantaranya adalah seperti berikut:

  • Produk-produk otomotif seperti mobil, spare part dan kendaraan bermotor lainnya.
  • Produk elektronik yang membutuhkan produksi massal dengan standar dan otomasi produksi tingkat tinggi.
  • Consumer goods seperti perabot rumah tangga, produk dan peralatan medis, serta produk makanan dan minuman kemasan.

Karakteristik Repetitive Manufacturing

Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang umumnya dapat ditemui pada Repetitive Manufacturing:

  • Menerapkan sistem otomasi dan robot yang dikendalikan oleh komputer. Implementasi ini berkontribusi pada cost efficiency dan productivity untuk meningkatkan skala ekonomi (biaya per unit yang rendah) dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
  • Mampu beradaptasi dengan produk dan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan presisi tinggi dalam proses produksi.
  • Memiliki ketergantungan pada Master Data yang mencakup supply chain dan proses produksi di lantai pabrik, untuk mendukung kelancaran produksi.
  • Menerapkan Scheduling Table software modern yang mencakup informasi tentang perkiraan permintaan, waktu tunggu dan kapasitas produksi, untuk membantu dalam perencanaan produksi dan memastikan produk dapat dikirimkan tepat waktu.
  • Repetitive Manufacturing memiliki standarisasi yang tinggi pada setiap produk dan alat-alat yang digunakan, untuk memastikan hasil yang konsisten. maintenance cost minimal dan biaya operasional yang rendah.
  • Memiliki kontrol kualitas dengan standar tinggi dan konsisten, untuk meminimalisir cacat produksi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dalam operasionalnya, Repetitive Manufacturing juga dapat menggunakan metode Make to Order (MTO) dan Make to Stock (MTS). 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan cost efficiency dan kemampuan yang baik dalam memberikan respon terhadap permintaan pasar yang terus mengalami perubahan.

Secara garis besar Repetitive Manufacturing menerapkan proses produksi yang berulang dan tetap, serta hanya menyisakan sedikit ruang untuk berinovasi. Hal ini dikarenakan standarisasi tinggi yang berlaku di sektor industri ini dan implementasi sistem otomasi yang memerlukan konsistensi yang tinggi.

Perubahan yang terjadi di manufaktur ini akan berimplikasi pada peningkatan biaya produksi yang signifikan. Sehingga dapat mempengaruhi skala ekonomi yang diharapkan oleh perusahaan.

Perbedaan Antara Discrete Manufacturing dan Repetitive Manufacturing

Perbedaan yang paling mencolok antara Discrete Manufacturing dan Repetitive Manufacturing adalah dalam hal keberlanjutan produk dan volume yang dihasilkan. 

Discrete Manufacturing dapat menghasilkan produk yang unik dengan kompleksitas yang tinggi dan bisa menyesuaikan dengan pesanan pelanggan. Namun permintaan produksi untuk manufaktur ini tidak selalu tersedia dan bisa diprediksi. 

Discrete Manufacturing juga dapat memproduksi komponen produk tertentu untuk disuplai ke manufaktur lain.

Sedangkan Repetitive Manufacturing melibatkan proses yang berurutan untuk menghasilkan produk yang identik dalam skala besar dan secara konstan, serta dengan permintaan yang stabil dan dapat diprediksi.

Baca Juga: Penerapan Sistem Pneumatik di Manufaktur Elektronik dan Fungsinya
Sistem Otomasi Pneumatik (Pneumatic Mechatronics) by Metal Work
Sistem Otomasi Pneumatik untuk Manufaktur Cerdas by Metal Work Pneumatic.

Kesimpulan dan Penutup

Setiap manufaktur memiliki metode dan teknik produksi yang unik untuk merespon permintaan pelanggan. Mengingat minat konsumen terhadap suatu produk manufaktur dapat mengalami perubahan seiring waktu. Bahkan, preferensi mereka juga bisa menjadi sangat kompleks.

Oleh karena itu, tidak semua produk manufaktur dapat diproduksi secara massal dan dengan volume yang tinggi.

Kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menjawab setiap tantangan dan perubahan minat pasar terhadap produk-produk manufaktur. Dengan menerapkan metode dan teknik produksi yang tepat, perusahaan dapat merespon permintaan pelanggan secara cepat dan efektif. 

Pada era Industri 4.0 seperti sekarang ini, menggunakan sistem otomasi di dalam manufaktur adalah suatu hal yang pasti. Sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan setiap perubahan dan tantangan pasar yang terus dinamis.

Selain itu, manufaktur juga dapat menjadi lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. 

Implementasi sistem otomasi di manufaktur dapat menjadi keunggulan kompetitif dan menjadi value proposition yang akan membedakannya dari para kompetitor. 

Proses produksi dapat berlangsung dengan cepat dan perusahaan bisa mendapatkan skala ekonomi untuk meningkatkan profit bisnis.

Semoga arikel kami tentang jenis-jenis manufaktur dapat memberikan insight yang bermanfaat untuk Anda. Serta dapat memberikan wawasan tambahan tentang pentingnya sistem otomasi di sektor manufaktur.

PT. Bawalaksana Central Industrial merupakan Industrial Parts Supplier dan telah menjadi spesialis untuk perangkat otomasi sistem pneumatik. 

Saat ini kami telah menjadi distributor resmi untuk produk-produk selang pneumatik import dari Mebra Plastik Italia, perangkat dan komponen sistem otomasi pneumatik dari Metal Work, serta high quality pressure gauges dari Instruments to Industry.

Jika Anda memiliki rencana untuk mengimplementasikan sistem otomasi menggunakan pneumatik, kami dapat menjadi partner Anda untuk mewujudkan rencana tersebut.

Silahkan berdiskusi dengan tim profesional kami untuk mendapatkan rekomendasi perangkat dan komponen pneumatik yang dapat memenuhi standar industri yang tinggi. Klik button konsultasi gratis di bawah ini untuk mulai berdiskusi.


Romanta Pinrih Linuwih - Managing Director at PT. Bawalaksana Central Industrial - Square

Romanta Pinrih Linuwih

Pneumatic Automation System Expert

Artikel ini ditulis dengan kolaborasi bersama Romanta Pinrih Linuwih, ahli di bidang Pneumatic Automation System, untuk memastikan keakuratan dan kualitas tulisan terbaik.

Recent Posts

Recommendations

Feel overwhelmed when selecting industrial automation components?

We are here to assist you in selecting the optimal industrial automation parts and components for your specific requirements. Invest in high-quality equipment to prevent unpredictable downtime that leads to high maintenance expenses.

Related Post

Pin It on Pinterest

Share This