Peran Sektor Manufaktur dalam Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025

April 25, 2025
Peran Strategis Sektor Manufaktur dalam Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pada bulan Januari 2025, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia menyentuh level 51,9 dimana ini adalah angka tertinggi sejak Juni 2024. Pencapaian ini didorong oleh kenaikan produksi dan peningkatan permintaan untuk market domestik ataupun ekspor, serta penyerapan tenaga kerja.

Seperti yang telah diketahui, bahwa ketika PMI manufaktur berada diatas angka 50, artinya sektor ini memasuki fase ekspansi. Sebaliknya, ketika berada di bawah itu, maka sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi, seperti yang pernah terjadi pada bulan Juli-November 2024 yang lalu.

Sektor manufaktur menyumbang 18,98% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2024. Sementara itu, kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai nilai 196,54 miliar dolar Amerika Serikat.

Kinerja yang positif ini menjadi sinyal yang menggembirakan, karena menjadi indikasi daya pulih sektor industri semakin membaik. Mengingat, sektor manufaktur menjadi kunci penting dan sebagai roda penggerak bagi perekonomian nasional.

Dalam artikel ini, tim Bawalaksana.id ingin memaparkan sejumlah data terkait peran strategis sektor manufaktur dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025.

Secara garis besar, melalui tiga indikator yang secara kolektif akan kami sajikan dalam artikel ini, menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi domestik semakin solid. Meski begitu, tantangan global dan ketidakpastian ekonomi masih menjadi hal yang menarik perhatian semua pihak.

Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB 2025

Sektor manufaktur secara konsisten semakin memperkuat perannya sebagai tulang punggung dan sekaligus penggerak ekonomi nasional. Hal ini seperti yang telah kami bahas pada artikel sebelumnya, Peran Industri Manufaktur dalam Perekonomian Indonesia.

Pada tahun 2024, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 18,98%, meningkat dari 18,67% pada tahun sebelumnya dan 18,34% pada 2022. 

Kontribusi ini menjadikan manufaktur sebagai penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, yakni sebesar 0,90 poin dari total pertumbuhan 5,03% di tahun 2024.

Dapat dikatakan, bahwa angka ini setara dengan 20% dari pertumbuhan ekonomi nasional, menempatkan manufaktur di posisi teratas, diikuti oleh sektor perdagangan di peringkat kedua.

Pengaruh Manufaktur terhadap Ekspor dan Neraca Perdagangan - Bawalaksana ID
Pengaruh sektor manufaktur terhadap ekspor nasional.

Penyumbang USD 196,54 Miliar untuk Ekspor Nasional

Kontribusi sektor manufaktur lainnya yang penting untuk dicatat adalah pada sektor industri pengolahan nonmigas. Sektor ini telah menyumbang USD 196,54 miliar (sekitar Rp 3.300 triliun) atau 74,3% dari total ekspor Indonesia di tahun 2024. 

Pencapaian ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya yang berkontribusi sebesar 72,24%. Tingginya kontribusi ekspor ini memperlihatkan daya saing produk manufaktur Indonesia di pasar global.

Pencapaian ini juga bukanlah sekadar keberhasilan yang diraih dengan sesaat. Melainkan tren positif yang terjadi berkat adanya peningkatan kontribusi dari tahun sebelumnya. 

Semoga hal ini juga menjadi indikasi adanya perbaikan yang berkelanjutan dalam kapasitas produksi, kualitas produk dan efisiensi sektor manufaktur Indonesia.

Dengan begitu, daya saing produk-produk buatan Indonesia di kancah internasional semakin baik. Indikasi utamanya adalah dengan tingginya proporsi ekspor dari sektor manufaktur nonmigas.

Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor manufaktur menjadi harapan besar sebagai wadah untuk menyerap tenaga kerja secara luas. Dengan begitu, dampak langsung terhadap ekonomi riil dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

Perlu diketahui, bahwa realisasi investasi di sektor manufaktur pada tahun 2024 telah mencapai Rp. 721,3 triliun atau setara dengan 42,1% dari total realisasi investasi nasional. 

Nilai ini tentunya meningkat dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya sekitar 39,84%. Artinya, minat investor terhadap potensi industri pengolahan dalam negeri adalah semakin tinggi.

Dari sisi ketenagakerjaan, industri manufaktur nonmigas juga menyerap tenaga kerja sebanyak 19,96 juta orang pada tahun 2024. Angka ini meningkat dari 17,43 juta orang kalau kita membandingkan dengan tahun 2020. 

Karena itu, dapat dikatakan pula bahwa sektor manufaktur memiliki peran ganda. Yaitu sebagai motor pertumbuhan ekonomi sekaligus pencipta lapangan kerja bagi masyarakat.

Baca Juga: Seperti Apa Karakteristik Manufaktur dan Pengertiannya Menurut Para Expert?
Purchasing Managers Index (PMI) Manufactur Indonesia - Maret 2025 - Bawalaksana ID
Purchasing Managers Index (PMI) Manufactur Indonesia (Maret 2025) – Source: tradingeconomics.com

Indikator Ekonomi untuk Mengetahui Kesehatan Sektor Manufaktur

Setidaknya terdapat 3 indikator ekonomi utama yang dapat dilihat untuk mengetahui penguatan aktifitas manufaktur dan daya beli masyarakat, seperti:

  • Purchasing Managers Index (PMI)
  • Indeks Penjualan Riil (IPR)
  • Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Ketiga indikator tersebut menjadi penting saat kita ingin mengetahui seperti apa kinerja sektor riil dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini (2025). 

Meskipun, tidak menutup kemungkinan ada yang berpendapat bahwa indikator-indikator tersebut cenderung bias. Sebab, kita menyaksikan sendiri keadaan di sekitar kita masih menunjukkan kontraksi yang sangat signifikan secara ekonomi.

Purchasing Managers Index (PMI)

Berdasarkan press release dari S&P Global, PMI manufaktur Indonesia pada Q1 2025 menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.

Pada bulan Januari 2025 tercatat 51,9 naik dari 51,2 dibandingkan dengan Desember 2024. Kemudian melonjak ke level 53,6 pada Februari 2025 dan ini menjadi yang tertinggi dalam 11 bulan terakhi.

Namun, pada bulan Maret menurun hingga 52,4 akan tetapi ini masih tergolong ekspansif.

Menurut sumber yang sama, penguatan PMI tersebut didorong oleh kenaikan produksi selama tiga bulan berturut-turut dan peningkatan permintaan baik dari pasar domestik maupun ekspor. 

Selain itu, peningkatan juga didukung oleh perekrutan tenaga kerja di sektor manufaktur yang mencatat pertumbuhan tertinggi dalam dua setengah tahun terakhir.

Indeks Penjualan Riil (IPR)

IPR merupakan cerminan dari kekuatan konsumsi masyarakat dan merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi.

Mengutip dari Infobanknews, bahwa pada Februari 2025 IPR mengalami pertumbuhan 2,0% (YoY) dan 3,3% (MoM). 

Sebagai rinciannya, pendorong utama dari peningkatan ini adalah seperti berikut:

  • Kelompok barang budaya dan rekreasi (7,5%)
  • Bahan bakar kendaraan bermotor (3,3%)
  • Subkelompok sandang (4,9%)
  • Kenaikan permintaan masyarakat menjelang Ramadan

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Memasuki bulan Maret 2025 IKK masih bertahan pada zona optimis, berada di level 121,1, meski sebelumnya berada di level yang lebih tinggi yaitu 125,9 pada November 2024.

Menurut Antaranews, tingginya IKK didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang nilainya mencapai 110,6 dan 131,7.

Dengan demikian, setelah mengamati 3 indikator utama yang mencerminkan ketahanan ekonomi nasional saat ini, maka kita tetap optimis terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2025.

Tentunya, manufaktur sebagai motor penggerak sektor ekonomi riil juga berperan penting terhadap pertumbuhan ini. 

Baca Juga: Jenis-jenis Perusahaan Manufaktur dan Metode Produksi yang Digunakan

Optimisme Menuju 2026 yang Cemerlang

Demikianlah kami telah menyajikan sejumlah data dan indikator yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang positif.

Meski begitu, kami tidak memungkiri ada kesenjangan dengan realita di masyarakat dimana pergerakan ekonomi masih terlihat lesu dan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan. 

Namun, kami juga ingin menggaris-bawahi betapa sektor manufaktur berkontribusi penting terhadap PDB, kinerja ekspor, realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja. 

Melalui tren PMI manufaktur yang positif diatas level 50 sepanjang Q1 2025, kita patut optimis untuk menyongsong tahun 2026 yang semakin dekat. 

Tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi, fluktuasi harga komoditas dan kompetisi internasional sudah pasti menjadi perhatian kita di sepanjang tahun ini.

Semoga sektor manufaktur dapat menjadi booster bagi roda perekonomian untuk masa depan yang cemerlang dan sejahtera untuk tahun 2026 yang cemerlang.


Frequently Asked Questions

Bagaimana kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia pada tahun 2024?

Pada tahun 2024, sektor manufaktur menyumbang 18,98% terhadap PDB Indonesia, meningkat dari 18,67% pada tahun sebelumnya. Ini menunjukkan peran penting sektor manufaktur dalam perekonomian nasional.

Apa yang ditunjukkan oleh PMI Manufaktur Indonesia pada awal tahun 2025?

PMI Manufaktur Indonesia mencapai level 51,9 pada Januari 2025 dan meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025, menandakan ekspansi sektor manufaktur dan menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi.

Berapa kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap ekspor nasional?

Industri pengolahan nonmigas menyumbang 74,3% dari total ekspor nasional, setara dengan 196,54 miliar dolar Amerika Serikat, menunjukkan peran signifikan sektor ini dalam perdagangan internasional Indonesia.

Bagaimana tren penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur Indonesia?

Jumlah tenaga kerja di industri pengolahan nonmigas terus meningkat, dari 17,43 juta orang pada 2020 menjadi 19,96 juta orang pada 2024, menunjukkan peran penting sektor ini dalam penciptaan lapangan kerja.

Apa target kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB Indonesia untuk periode 2025-2029?

Industri pengolahan nonmigas ditargetkan dapat berkontribusi sebesar 21,9% terhadap PDB Indonesia pada periode 2025-2029, menunjukkan harapan pemerintah akan peran yang semakin besar dari sektor ini dalam perekonomian nasional.


REFERENSI

https://goodstats.id/article/industri-manufaktur-sumbang-18-98-terhadap-pdb-indonesia-tSkW8

https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8702/motor-penggerak-perekonomian-indonesia

https://m.antaranews.com/amp/berita/4766125/kemenperin-industri-non-migas-pilar-ekonomi-dan-lapangan-kerja

https://www.pmi.spglobal.com/Public/Home/PressRelease/3efe4aff2f2e4e0b88314838a86e9ef5

https://id.tradingeconomics.com/indonesia/manufacturing-pmi

https://investor.id/macroeconomy/391072/kemenkeu-pmi-manufaktur-februari-berikan-harapan-bagi-pertumbuhan-ekonomi-domestik

https://www.antaranews.com/berita/4625269/kemenkeu-kenaikan-pmi-manufaktur-jadi-sinyal-positif-pembuka-2025

https://www.pajak.com/ekonomi/kontribusi-industri-manufaktur-ke-pdb-capai-1898-persen-pada-2024

https://tradingeconomics.com/indonesia/manufacturing-pmi

Recent Posts

Recommendations

Feel overwhelmed when selecting industrial automation components?

We are here to assist you in selecting the optimal industrial automation parts and components for your specific requirements. Invest in high-quality equipment to prevent unplanned downtime that leads to high maintenance expenses.

Related Post

Pin It on Pinterest

Share This